Sabtu, 31 Oktober 2009

MAKRUH DAN BAHAGIANNYA

BAGIAN paling rendah dalam rangkaian perkara-perkara yang
dilarang adalah perkara makruh; yaitu makruh tanzihi.
Sebagaimana diketahui, makruh ini ada dua macam; makruh
tahrimi dan makruh tanzihi. Makruh tahrimi ialah perkara
makruh yang lebih dekat kepada haram; sedangkan makruh tanzihi
ialah yang lebih dekat kepada halal. Dan itulah yang
dimaksudkan dengan istilah makruh pada umumnya.

Banyak sekali contoh yang kita kenal dalam perkara ini.
Barangsiapa yang pernah membaca buku Riyadh as-Shalihin, yang
ditulis oleh Imam Nawawi, maka dia akan dapat menemukan
berbagai contoh tentang perkara yang makruh ini. Seperti
makruhnya orang yang makan sambil bersandar, minum dari bawah
bejana air, meniup minuman, beristinja' dengan tangan kanan,
memegang farji dengan tangan kanan tanpa adanya uzur, berjalan
dengan satu sandal, bertengkar di masjid dan mengangkat suara
di dalamnya, berbisik di masjid pada hari Jumat ketika imam
sedang berkhotbah, membesar-besarkan suara ketika berbicara,
mengucapkan doa, "Ya Allah ampunilah dosaku kalau engkau mau."
"Kalau Allah dan Fulan menghendaki", berbincang-bincang
setelah makan malam yang paling akhir, shalat ketika makanan
sudah dihidangkan, mengkhususkan hari Jumat untuk berpuasa,
atau untuk melakukan Qiyamul Lail.

Perkara yang makruh --sebagaimana didefinisikan oleh para
ulama-- ialah perkara yang apabila ditinggalkan kita
mendapatkan pahala, dan apabila dikerjakan tidak mendapatkan
dosa.

Oleh karena itu, tidak ada siksa bagi orang yang melakukan
perkara yang dianggap makruh tanzihi. Hanya saja, ia akan
dikecam apabila melakukan sesuatu yang pantas mendapatkan
kecaman apalagi jika ia melakukannya berulang-ulang.

Akan tetapi, kita tidak perlu menganggap mungkar tindakan
semacan ini (makruh tanzihi); agar mereka tidak terjebak dalam
kesibukan memerangi hal-hal yang makruh padahal di saat yang
sama mereka sedang melakukan hal-hal yang jelas diharamkan
oleh agama.

------------------------------------------------------
FIQH AULAWIYYAT
Sebuah Kajian Baru Berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah
Dr. Yusuf Al Qardhawy

Khamis, 22 Oktober 2009

Orang-Orang Yang Dibenci Allah Azza Wajalla




a. Condong pada kesesatan.

b. Menggunakan tradisi orang-orang pada zaman jahiliyah.

c. Membunuh manusia tanpa alasan yang benar.

d. Banyak gosip. (An Nisaa: 114), (Al Mujaadilah: 9)

e. Takabbur

f. Syirik (Ibrahim: 13-14)

g. Taat dan tunduk pada syetan, melakukan dosa-dosa besar dan kecil. (Ibrahim:22)

h. Dusta dan menentang ayat-ayat Allah. (Al An’aam: 157)

i. Menghukumi tanpa berlandaskan hukum Allah. (Al Maaidah: 45)

j. Berdusta/berbohong kepada Allah Azza Wajalla. (Al An’aam: 21), (An Nahl: 116), (Al Baqarah: 140)

k. Melampaui batas dari ketentuan Allah (Al Baqarah: 229)

l. Mengikuti hawa nafsu dan meninggalkan syariat Allah. (Al Qashash: 50)

m. Ayat-ayat Allah diperdengarkan namun ia tidak mengingat-Nya. (Al Kahfi:57)

n. Memfitnah, merendahkan dan mengolok-olok orang Muslim. (Al Hujuraat: 11)

o. Mencari-cari kesalahan dan mengghibah orang Muslim. (Al Hujuurat: 12)

p. Kekufuran. (Aali Imran: 105-106). Sebab-sebab dari sebuah perpecahan:

• Meninggalkan jalan Allah lalu mengikuti jalan-jalan setan. (al-An’aam: 153)
• Tidak disatukan oleh kebenaran dan melupakan sebagian ajaran Allah. (al-Maa’dah: 14)
• Tidak adanya kejernihan akal. (Aali Imran: 152)
• Tidak adanya persatuan hati di antara mereka tidak terdapatnya sifat zuhud dunia. (al Anfaal: 63)

RUJUKAN: JUNDULLAH(THAQAFAH WA AKHLAK) - Said Hawwa

Isnin, 5 Oktober 2009

Puasa Syawal


Puasa
عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ حَدَّثَهُ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Dari Abu Ayyub Al-Anshari radhiallahu 'anhu meriwayatkan:

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :"Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu diikuti dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun . (HR. Muslim).

Diriwayatkan bahwa Al-Imam Abu Hanifah mengkarahahkan puasa 6 hari syawwal baik berturut-turut maupun tidak berturutan. Sedangkan Abu Yusuf, salah seorang ulama dari mazhab Al-Hanafiyah mengatakan bahwa karahahnya hanyalah bila puasa 6 hari syawwal itu dilakukan dengan cara berturut-turut. Sedangkan bila dilakukan dengan tidak berturut-turut, maka tidak makruh.

Namun para ulama Al-Hanafiyah dari kalangan mutaakhirin tidak berpendapat sebagaimana pendapat Al-Imam Abu Hanifah. Mereka sebagaimana pendapat dari mazhab lainnya menyatakan bahwa puasa 6 hari di bulan syawwal itu memang hukumnya sunnah.

Dan sebagaimana kami katakan, bahwa jumhurul fuqaha baik dari kalangan Al- Malikiyah, Asy-Syafi'iyah mapun Al-Hanabilah semua sepakat mengatakan bahwa puasa 6 hari di bulan Sawwal itu hukumnya sunnah. Meskipun mereka berbeda pendapat tentang cara melakukannya.

Haruskah dilakukan berturut-turut atau tidak ?

a. Asy-Syafi'iyah dan sebagian Al-Hanabilah
Al-Imam Asy-Syafi'i dan sebagian fuqaha Al-Hanabilah mengatakan bahwa afdhalnya puasa 6 hari Syawwal itu dilakukan secarar berturut-turut selepas hari raya ?Iedul fithri. Yaitu tanggal 2 hingga tanggal 7 Syawwal. Dengan alasan agar jangan sampai timbul halangan bila ditunda-tunda.

b. Mazhab Al-Hanabilah
Tetapi kalangan resmi mazhab Al-Hanabilah tidak membedakan apakah harus berturut-turut atau tidak, sama sekali tidak berpengaruh dari segi keutamaan. Dan mereka mengatakan bahwa puasa 6 hari syawwal ini hukumnya tidak mustahab bila yang melakukannya adalah orang yang tidak puasa bulan ramadhan.

c. Mazhab Al-Hanafiyah
Sedangkan kalangan Al-Hanafiyah yang mendukung kesunnahan puasa 6 hari syawwal mengatakan bahwa lebih utama bila dilakukan dengan tidak berturut-turut. Mereka menyarankan agar dikerjakan 2 hari dalam satu minggu.

d. mazhab Al-Malikiyah
Adapun kalangan fuqaha Al-Malikiyah justru mengatakan bahwa puasa itu menjadi makruh bila dikerjakan bergandengan langsung dengan bulan ramadhan. Yaitu bila langsung dikerjakan mulai pada tanggal2 syawwal selepas hari ?Iedul fithri. Bahkan mereka mengatakan bahwa puasa 6 hari itu juga disunnahkan di luar bulan syawwal, seperti 6 hari pada bulan Zulhijjah.

Dari Abi Ayyub Al-Anshari ra bahwa orang yang puasa ramadhan lalu dilanjutkan dengan puasa 6 hari Syawwal, maka seperti orang yang berpuasa setahun(HR. Muslim).

Dari Tsauban ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:Puasa ramadhan pahalanya seperti puasa 10 bulan. Dan puasa 6 hari setelahnya (syawwal) pahalanya sama degan puasa 2 bulan. Dan keudanya itu genap setahun).

Jumaat, 2 Oktober 2009

Kelebihan Puasa Enam Hari Dlm Bulan Syawal



عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ حَدَّثَهُ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Dari Abu Ayyub Al-Anshari radhiallahu 'anhu meriwayatkan:

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :"Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu diikuti dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun . (HR. Muslim).

Jumaat, 11 September 2009

Ramadhan Bulan Perjuangan Umat Islam


Bulan Ramadhan bulan perjuangan,bulan hebat umat islam..sehinggakan ulamak Al-Azhar telah menulis didalam majalah Al-Azhar terbitan Al-Azhar Syarif di Mesir,menulis berbagai-bagai peristiwa yang mencapai ratusan peristiwa hebat yang berlaku dibulan Ramadhan.Diantaranya yang boleh kita sebut disini sebagaimana berikut:-

  1. pada tahun pertama hijrah bulan Ramadhan Bani Damrah datang bertemu dengan Rasulullah dan mereka mengistiharkan perdamaian dengan Nabi dan umat islam.
  2. pada 17 Ramadhan tahun 2 Hijrah Nabi dan para sahabat berjuang dimedan badar dan memperolehi kemenangan,walaupun tentera islam hanya berjumlah 313 orang manakala tentera musuh berjumlah 1000 orang.
  3. pada 20 Ramadhan tahun 8 Hijrah,Rasulullah bersama-sama 10000 para sahahat berjaya membuka kota mekah secara aman.
  4. pada Ramadhan tahun 9 Hijrah, Bani Thaqif dan Bani Umair datang bertemu dengan Nabi dan mengistiharkan mereka islam depan Nabi.
  5. pada Ramadhan tahun 10 Hijrah, Nabi menerima khabar gembira daripada saidina Ali Karramallahu Wajhah yang dihantar berdakwah diyaman dan Bani Hamdan memeluk islam hasil dakwah saidina Ali.
  6. pada 15 Hijrah bulan Ramadhan,umat islam dibawah kepimpinan Saad bin Abi Waqas menentang parsi didalam peperangan kurnisiah dan menang dalam peperangan tersebut.
  7. pada 53 Hijrah bulan Ramadhan,umat islam membuka kepulauan yang berada di lautan madeteraniam.
  8. pada 92 Hijrah bulan Ramadhan,umat islam membuka kota Andalus sepanyol sekarang.
  9. pada 583 Hijrah bulan Ramadhan,umat Islam dibawah kepimpinan Solahuddin Al-Ayubi membuka kembali Baitul Maqdis yang telah dijajah hampir 90 tahun ditangan tentera salib kristian.
  10. pada 647 Hijrah bulan Ramadhan,umat islam mengalahkan kristian di Mansurah mesir dan berjaya menawan raja Luis yang ke 9 raja perancis.
  11. pada 658 Hijrah bulan Ramadhan,umat islam dibawah pimpinan Saifuddin Quddus seorang hamba Abdi telah membebas dan berjaya mengalahkan Tatar Monghol di Anjalud.
  12. pada 666 Hijrah bulan Ramadhan,umat islam mengalahkan Tatar Monghol di Antokiyah yang dikenali dengan Turki sekarang.
  13. pada 703 Hijrah bulan Ramadhan,umat islam dibawah kepimpinan Sultan Nasir Ibnu Qadawun telah mengalahkan dan memberikan pukulan maut terhadap Tentera Tatar.
  14. pada 791 Hijrah bulan Ramadhan,umat islam membuka kota Bosnia Herzegovina.
  15. pada 827 Hijrah bulan Ramadhan,umat islam membuka kota babyln
  16. pada 6 Ramadhan 1393 Hijrah bersamaan 1973 Masihi ,umat islam di mesir berjaya mengembalikan maruah mereka dengan berjaya mengembalikan semenanjung sina yang ditawan dan dijajah oleh Israel.

Inilah sebahagian dari kisah orang-orang dahulu,yang hebat di bulan Ramadhan.kita sekarang ini berdepan dengan suatu zaman yang berbagai-bagai cabaran yang perlu kita tempohi untuk mendapat puasa yang terbaik.

Ahad, 6 September 2009

‘Checklist’ Amalan di Bulan Ramadhan



4.00 pagi
1.Bangun berdoa kepada ALLAH dengan doa:
“Segala puji bagi ALLAH yang telah menghidupkan aku setelah DIA mematikan aku dan kepadanyalah aku akan dikembalikan.”
2.Berniatlah untuk melaksanakan sebanyak-banyak kebaikan hari itu.3.Mandi dan membersihkan diri.4.Mengambil whudu’ dan memakai pakaian yang suci untuk beribadah, berwangi-wangian.
4.20 pagi
1.Solat sunat TaubatRakaat pertama selepas Al-Fatihah baca surah Al-Kafirun, Rakaat kedua selepas Al-Fatihah baca surah Al-Ikhlas. Selepas sembahyang, angkatlah tangan memohon ampun kepada ALLAH. Menangislah menyesali dosa-dosa.
2.Solat sunat Tahajjud.Rakaat pertama selepas Al-Fatihah baca surah Al-Kafirun, Rakaat kedua selepas Al-Fatihah baca surah Al-Ikhlas. Selepas sembahyang, angkatlah tangan berdoa kepada ALLAH.
3.Solat sunat HajatRakaat pertama baca ayatul Kursi 1 kali Selepas Al-Fatihah Rakaat kedua baca surah Al-Ikhlas 11 kali Ketika sujud terakhir baca 11 kali dan sertakan di dalam hati segala hajat-hajat kita.
4.Solat sunat WitirSelepas salam, bangun lagi dan sembahyang witir 1 rakaat. Perbanyakkan berdoa kepada ALLAH dengan penuh rasa kehambaan, rendah diri, meminta-minta, merintih-rintih, agar ALLAH ampunkan dosa-dosa kita, terima taubat kita, terima amalan kita, memperkenankan doa dan permintaan kita.
5.00 pagi
1.Makan sahur2.Mengosok gigi dan membersihkan sisa-sisa makanan di mulut.
5.30 pagi
1.Bersiap menunggu waktu Subuh dengan membaca Al-Quran atau berselawat. Sembahyang sunat Subuh, sembahyang Subuh berjemaah. Selesaikan wirid harian di tikar sembahyang atau baca Al-Quran hingga terbit matahari.
2.Elakkan tidur selepas Subuh, kerana waktu itu adalah waktu paling berkat untuk memulakan pekerjaan.
7.00 pagi
1.Membuat persiapan ke tempat kerja. Melangkah ke tempat kerja dengan membaca Bismillah dan dengan berniat dengan niat yang baik-baik.
2.Mulakan kerja dengan Bismillah dan doa kepada ALLAH agar semua aktiviti kita diberkatiNYA, Sentiasa berselawat kepada Rasulullah SAW samada menyebutnya atau di hati.
3.Banyakkan istighfar/meminta ampun. Melaksanakan kerja dengan bersemangat dan penuh bertanggung jawab. Datangkan rasa bahawa ALLAH sentiasa memerhati kerja-kerja yang dilakukannya dan yakinlah DIA akan membalas segala kebaikan yang kita buat.
10.00 pagi
1.Sembahyang sunat Dhuha, Ia adalah sumber rezeki yang berkat kalau istiqamah diamalkan.
2.Penuhi masa rehat tengahari dengan menambah ilmu atau membaca Al-Quran. Elakkan sungguh-sungguh dari melakukan dosa walaupun kecil dan perkara yang sia-sia.Contoh dosa-dosa : Mengumpat mengutuk,menyindir yang menyakitkan orang,bergaul bebas tanpa menjaga syariat seperti berbual dengan yang bukan muhrim mengenai perkara yang tiada sangkut paut dengan kerja
12.45 tengah hari
1.Bersiap untuk solat Zohor.2.Menunggu waktu sembahyang dengan berselawat. Solat Zohor berjemaah.3.Laksanakan juga solat sunat Rawatib Bersujud syukurlah setelah selesai sembahyang sunat dan wirid sebagai berterima kasih kepada ALLAH yang memberi kita nikmat besar dapat menyembahNYA.
4.15 petang
1.Bersedia untuk solat Asar.2.Solat Asar berjemaah. Laksanakan juga solat sunat Qabliyah.3.Bersujud syukurlah setelah selesai sembahyang sunat dan wirid sebagai berterima kasih kepada ALLAH yang memberi kita nikmat besar dapat menyembahNYA
5.30 petang
1.Membeli barang-barang keperluan berbuka dan sahur tanpa berlebih-lebih. Ingatlah walaupun Syaitan dirantai tetapi nafsu masih ada dalam diri kita!6.30 petang
1.Memperbanyakkan doa sebelum berbuka kerana di waktu itu adalah masa yang mustajab doa. Ingatlah sabda Rasulullah SAW : “Ramai orang yang berpuasa, yang mereka dapat hanya lapar dan dahaga”, merintihlah kepada ALLAH memohon agar amalan kita diterima.
2.Apabila masuk waktu Maghrib, bacalah doa berbuka :
“Wahai Tuhan, kerana Engkaulah aku berpuasa, kepada Engkaulah aku beriman dan dengan rezki engkaulah aku berbuka.”
3.Berbuka puasa dengan makanan yang manis seperti buah kurma dan jangan makan terlalu banyak.
4.Seeloknya setelah memakan kurma dan meminum air, terus menunaikan solat maghrib berjemaah, setelah itu barulah makan makanan yang berat.
8.00 malam
1.Solat Isya’ berjemaah dan diteruskan dengan solat Taraweh2.Cuba pertahankan solat taraweh walau bagaimana keadaan sekalipun kerana fadhilatnya amat besar. Bacalah Al-Quran dengan penuh tawadhuk, seeloknya baca dengan bertadarus (berkumpulan bergilir-gilir, seorang baca, yang lain menyemaknya), cuba khatamkan membaca Al-Quran paling kurang satu kali sepanjang ramadhan. Kebanyakan imam-imam besar mengkhatamnya dua kali dalam sehari (60 kali sebulan Ramadhan)
11.00 malam
1.Memperbanyakkan istighfar sebelum tidur.2.Berniatlah untuk puasa esok hari.3.Tidur awal agar dapat bangun awal untuk beribadah.4.Bacalah doa tidur :
“Dengan namaMU Ya ALLAH! Aku hidup dan mati. Ingatlah tidur adalah mati yang sementara, kemungkinan kita dipanggil ALLAH ketika tidur.“
p/s : Semoga hari2 yg kita lalui ada nilaian disisi Allah..selagi kita diberi nyawa,ruang n peluang..tingkatkanlah amalan n ibadah kita..rebutlah pahala..

sumber : www.iLuvislam.com

Selasa, 18 Ogos 2009

KELEBIHAN BULAN RAMADHAN


Hadis Abu Hurairah r.a: Rasulullah s.a.w bersabda: Apabila tiba bulan Ramadan, dibuka pintu-pintu Syurga dan ditutup pintu-pintu Neraka serta syaitan-syaitan dibelenggu.

(HADIS RIWAYAT MUSLIM)

KITAB :PUASA

BAB : KELEBIHAN BULAN RAMADHAN

Ahad, 16 Ogos 2009

Ucapan Imam As-Syahid Hassan Al-Banna


Petikan Ucapan Imam As-Syahid Hassan Al-Banna Sempena kedatangan Ramadhan Al-Muazzhom

Kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah swt. Kita ucapkan shalawat dan salam untuk junjungan kita Nabi Muhammad, juga untuk segenap keluarga dan sahabatnya, serta siapa saja yang menyerukan dakwahnya hingga hari kiamat.
Wahai Ikhwan yang mulia. Saya sampaikan salam penghormatan Islam, salam penghormatan dari sisi Allah yang diberkati dan baik:

Assalamua'laikum wa rahmatullah wa barakatuh...


Ramadhan adalah bulan perasaan dan ruhani, serta saat untuk menghadapkan diri kepada Allah. Sejauh yang saya ingat, ketika bulan Ramadhan menjelang, sebagian Salafush Shalih mengucapkan selamat tinggal kepada sebagian lain sampai mereka berjumpa lagi dalam shalat ‘Id. Yang mereka rasakan adalah ini bulan ibadah, bulan untuk melaksanakan shiyam (puasa) dan qiyam (shalat malam) dan kami ingin menyendiri hanya dengan Tuhan kami.

Ikhwan sekalian, sebenarnya saya berupaya untuk mencari kesempatan untuk mengadakan kajian Selasa pada bulan Ramadhan, tetapi saya tidak mendapatkan waktu yang sesuai. Jika sebagian besar waktu selama setahun telah digunakan untuk mengadakan kajian-kajian tentang Al-Qur’an, maka saya ingin agar waktu yang ada di bulan Ramadhan ini kita gunakan untuk melaksanakan hasil dari kajian-kajian tersebut. Apalagi, banyak di antara ikhwan yang melaksanakan shalat tarawih dan memanjangkannya, sampai mengkhatamkan Al-Qur’an satu kali di bulan Ramadhan. Ini merupakan cara mengkhatamkan yang indah. Jibril biasa membacakan dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an dari Nabi saw. Sekali dalam setahun.
Nabi saw. mempunyai sifat dermawan, dan sifat dermawan beliau ini paling menonjol terlihat pada bulan Ramadhan ketika Jibril membacakan dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an beliau. Beliau lebih dermawan dan pemurah dibandingkan dengan angin yang ditiupkan. Kebiasaan membacakan dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an ini terus berlangsung sampai pada tahun ketika Rasulullah saw. diberi pilihan untuk menghadap kepada Ar-afiq Al-A’la (Allah swt.), maka ketika itu Jibril membacakan dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an beliau dua kali. Ini merupakan isyarat bagi Nabi saw. bahwa tahun ini merupakan tahun terakhir beliau hidup di dunia.

Ikhwan sekalian, Ramadhan adalah bulan Al-Qur’an. Rasulullah saw. pernah bersabda mengenainya ;
“Puasa dan Al-Qur’an itu akan memberikan syafaat kepada hamba di hari kiamat. Puasa akan berkata, ‘Ya Rabbi, aku telah menghalangi-nya dari makan dan syahwat, maka perkenankanlah aku memberikan syafa ‘at untuknya.’ Sedangkan Al-Qur’an akan berkata, ‘Ya Rabbi, aku telah menghalanginya dan tidur di malam hari, maka perkenankan aku memberikan syafaat untuknya. ‘Maka Allah memperkenankan keduanyamemberikan syafaat. ”
(HR. Imam Ahmad dan Ath Thabrani)

Wahai Ikhwan, dalam diri saya terbetik satu pemikiran yang ingin saya bicarakan. Kerana kita berada di pintu masuk bulan Puasa, maka hendaklah pembicaraan dan renungan kita berkaitan dengan tema bulan Ramadhan.
Ikhwan sekalian, kita telah berbicara panjang lebar tentang sentuhan perasaan cinta dan persaudaraan yang dengannya Allah telah menyatukan hati kita, yang salah satu dampaknya yang paling terasa adalah terwujudnya pertemuan ini kerana Allah. Bila kita tidak akan berjumpa dalam masa empat pekan atau lebih, maka bukan berarti bara perasaan ini harus padam atau hilang. Kita tidak mesti melupakan prinsip-prinsip luhur tentang kemuliaan dan persaudaraan kerana Allah, yang telah dibangun oleh hati dan perasaan kita dalam majelis yang baik ini.
Sebaliknya, saya yakin bahwa ia akan tetap menyala dalam jiwa sampai kita biasa berjumpa kembali setelah masa percutian ini, insyaAllah. Jika ada salah seorang dari Anda melaksanakan shalat pada malam Rabu, maka saya berharap agar ia mendoakan kebaikan untuk ikhwannya. Jangan Anda lupakan ini! Kemudian saya ingin Anda selalu ingat bahwa jika hati kita merasa dahaga akan perjumpaan ini selama minggu-minggu tersebut, maka saya ingin Anda semua tahu bahwa dahaganya itu akan dipuaskan oleh mata air yang lebih utama, lebih lengkap, dan lebih tinggi, yaitu hubungan dengan Allah swt., yang merupakan cita-cita terbaik seorang mukmin bagi dirinya, di dunia maupun akhirat.

Kerana itu, Ikhwan sekalian, hendaklah Anda semua berusaha agar hati Anda menyatu dengan Allah swt. Pada malam-malam bulan mulia ini. Sesungguhnya puasa adalah ibadah yang dikhususkan oleh Allah swt. bagi diri-Nya sendiri.
“Semua amalan anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa. la untuk-Ku dan Aku akan memberikan balasannya.”

Ini, wahai Akhi, mengisyaratkan bahwa setiap amal yang dilaksanakan oleh manusia mengandung manfaat lahiriah yang bisa dilihat, dan di dalamnya terkandung semacam bagian untuk diri kita. Kadang-kadang jiwa seseorang terbiasa dengan shalat, sehingga ia ingin melaksanakan banyak shalat sebagai bagian bagi dirinya. Kadang-kadang ia terbiasa dengan dzikir, sehingga ia ingin banyak berdzikir kepada Allah sebagai bagian bagi dirinya.
Kadang-kadang ia terbiasa dengan menangis kerana takut kepada Allah, maka ia ingin banyak rnenangis kerana Allah sebagai bagian bagi dirinya. Adapun puasa, wahai Akhi, di dalamnya tidak terkandung apa pun selain larangan. Ia harus melepaskan diri dari bermacam keinginan terhadap apa yang menjadi bagian dirinya. Bila kita terhalang untuk berjumpa satu sama lain, maka kita akan banyak berbahagia kerana bermunajat kepada Allah swt. Dan berdiri di hadapan-Nya, khusus-nya ketika melaksanakan shalat tarawih.

Ikhwan sekalian, hendaklah senantiasa ingat bahwa Anda semua berpuasa kerana melaksanakan perintah Allah swt. Maka berusahalah sungguh-sungguh untuk beserta dengan Tuhan Anda dengan hati Anda pada bulan mulia ini. Ikhwan sekalian, Ramadhan adalah bulan keutamaan. Ia mempunyai kedudukan yang agung di sisi Allah swt. Hal ini telah dinyatakan dalam kitab-Nya,
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeza (antara yang haq dan yang batil).”
(Al-Baqarah:185)

Wahai Akhi, pada akhir ayat ini Anda mendapati:
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.”
(Al-Baqarah: 185)
Puasa adalah kemanfaatan yang tidak mengandung bahaya. Dengan penyempurnaan puasa ini, Allah swt. akan memberikan hidayah kepada hamba-Nya. Jika Allah memberikan taufiq kepada Anda untuk menyempurnakan ibadah puasa ini dalam rangka menaati Allah, maka ia adalah hidayah dan hadiah yang patut disyukuri dan selayaknya Allah dimahabesarkan atas karunia hidayah tersebut.
“Dan hendaklah kalian mencukupkan bilangannya dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian, supaya kalian bersyukur.”
(Al-Baqarah: 185)
Kemudian, lihatlah wahai Akhi, kesan dari semua ini.
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
(Al-Baqarah; 186)

Wahai Akhi, di sini Anda melihat bahwa Allah Yang Maha Benar meletakkan ayat ini di tempat ini untuk menunjukkan bahwa Dia swt. paling dekat kepada hamba-Nya adalah pada bulan mulia ini. Allah swt. telah mengistimewakan bulan Ramadhan. Mengenai hal ini terdapat beberapa ayat dan hadits. Nabi saw. bersabda,
“Jika bulan Ramadhan datang, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, setan-setan dibelenggu, kemudian datang seorang penyeru dari sisi Allah Yang Mahabenar swt “Wahai pencari kejahatan, berhentilah! Dan wahai pencari kebaikan, kemarilah!"

Wahai Akhi, pintu-pintu surga dibuka, kerana manusia berbondong-bondong melaksanakan ketaatan, ibadah, dan taubat, sehingga jumlah pelakunya banyak. Setan-setan dibelenggu, kerana manusia akan beralih kepada kebaikan, sehingga setan tidak mampu berbuat apa-apa. Hari-hari dan malam-malam Ramadhan, merupakan masa-masa kemuliaan yang diberikan oleh Al-Haq swt., agar orang-orang yang berbuat baik menambah kebaikannya dan orang-orang yang berbuat jahat mencari karunia Allah swt. sehingga Allah mengampuni mereka dan menjadikan mereka hamba-hamba yang dicintai dan didekatkan kepada Allah.
Keutamaan dan keistimewaan paling besar bulan ini adalah bahwa Allah swt. telah memilihnya menjadi waktu turunnya Al-Qur’an. Inilah keistimewaan yang dimiliki oleh bulan Ramadhan. Kerana itu, Allah swt. mengistimewakan dengan menyebutkannya dalam kitab-Nya.
” (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an.”
(Al-Baqarah: 185)

Ada ikatan hakikat dan fisik antara turunnya Al-Qur’an dengan bulan Ramadhan. Ikatan ini adalah selain bahwa Allah telah menurunkan Al-Qur’an di bulan Ramadhan, maka di bulan ini pula Dia mewajibkan puasa. Kerana puasa artinya menahan diri dari hawa nafsu dan syahwat. Ini merupakan kemenangan hakikat spiritual atas hakikat material dalam diri manusia. Ini berarti, wahai Akhi, bahwa jiwa, ruh, dan pemikiran manusia pada bulan Ramadhan akan menghindari tuntutan-tuntutan jasmani. Dalam kondisi seperti ini, ruh manusia berada di puncak kejernihannya, kerana ia tidak disibukkan oleh syahwat dan hawa nafsu. Ketika itu ia dalam keadaan paling siap untuk memahami dan menerima ilmu dari Allah swt. Kerana itu, bagi Allah, membaca Al-Qur’an merupakan Ibadah paling utama pada bulan Ramadhan yang mulia.

Pada kesempatan ini, Ikhwan sekalian, saya akan meringkaskan untuk Anda semua pandangan-pandangan saya tentang kitab Allah swt., dalam kalimat-kalimat ringkas. Wahai Ikhwan yang mulia, tujuan-tujuan asasi dalam kitab Allah swt. dan prinsip-prinsip utama yang menjadi landasan bagi petunjuk Al-Qur’an ada empat:

1. Perbaikan Aqidah

Anda mendapati bahwa Al-Qur’anul Karim banyak menjelaskan masalah aqidah dan menarik perhatian kepada apa yang seharusnya tertanam sungguh-sungguh di dalam jiwa seorang mukmin, agar ia bisa mengambil manfaatnya di dunia dan di akhirat. Keyakinan bahwa Allah swt. adalah Yang Maha Esa, Yang Mahakuasa, Yang menyandang seluruh sifat kesempurnaan dan bersih dari seluruh kekurangan. Kemudian keyakinan kepada hari akhir, agar setiap jiwa dihisab tentang apa saja yang telah dlkerjakan dan ditinggal kannya. Wahai Akhi, jika Anda mengumpulkan ayat-ayat mengenai aqidah dalam Al-Qur’an, niscaya Anda mendapati bahwa keseluruhannya mencapai lebih dari sepertiga Al-Qur’an.
Allah swt. berfirman dalam surat Al-Baqarah;
“Hai manusia, beribadahlah kepada Rabb kalian Yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa. Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagi kalian dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untuk kalian; kerana itu janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kalian mengetahui.”
(Al-Baqarah: 21-22)

Wahai Akhi, setiap kali membaca surat ini, Anda mendapati kandungannya ini melintang di hadapan Anda. Allah swt. juga berfirman dalam surat Al-Mukminun,
“Katakanlah, Kepunyaan siapa-kah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kalian mengetahui?’ Mereka akan menjawab, ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah, ‘Maka apakah kalian tidak ingat?’ Katakanlah, ‘Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya ‘Arsy yang besar?’ Mereka akan menjawab, ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah, ‘Maka apakah kalian tidak bertaqwa?’ Katakanlah, ‘Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (adzab)-Nya, jika kalian mengetahui?’ Mereka akan menjawab, ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah, ‘(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kalian ditipu?’ Sebenar-nya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta.”
(Al-Mukminun: 84-90)

Allah swt. juga berfirman di surat yang sama;
“Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu dan tidak pula mereka saling bertanya. Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikannya) maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangan (kebaikannya), maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahanam.”
(Al-Mukminun: 101-103)

Allah swt. juga berfirman;
“Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat. Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya. Dan manusia bertanya, ‘Mengapa bumi (jadi begini)?’ Pada hari itu bumi menceritakan beritanya. Kerana sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.”
(Az-Zalzalah: 1-8)

Allah swt. berfirman;
“Hari Kiamat. Apakah hari Kiamat itu? Tahukah kalian apakah hari Kiamat itu?” (Al-Qari’ah: 1-3) Dalam surat lain Allah berfirman, “Bermegah-megahan telah melalaikan kalian. Sampai kalian masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kalian akan mengetahui (akibat perbuatan kalian itu). Dan janganlah begitu, kelak kalian akan mengetahui.”
(At-Takatsur: 1-4)

Wahai Akhi, ayat-ayat ini menjelaskan hari akhirat dengan pen-jelasan gamblang yang bisa melunakkan hati yang keras.

2. Pengaturan Ibadah

Anda juga membaca firman Allah swt. mengenai ibadah. “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.”
(Al-Baqarah: 43)
“…diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian.”
(Al-Baqarah: 183)
“…mengerjakan haji adalah kewa-jiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.” (Ali-Imran: 97) Maka aku katakan kepada mereka, “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.”
(Nuh: 10)
Dan banyak lagi ayat-ayat lain mengenai ibadah.

3. Pengaturan Akhlak

Mengenai pengaturan akhlak, wahai Akhi, Anda biasa membaca firman Allah swt.
“Dan demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)-nya. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya.”
(Asy-Syams: 7-8)
“…Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada dalam diri mereka sendiri.”
(Ar-Ra’d:11)
“Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran. (Yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian. Dan orang-orang yang sabar kerana mencari ridha Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik). (Yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang shalih dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu. (Sambil mengucapkan), ‘Salamun ‘alaikum bima shabartum (keselamatan atasmu berkat kesabaranmu),’ maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.”
(Ar-Ra’d: 19-24)
Wahai Akhi, Anda mendapati bahwa akhlak-akhlak mulia bertebaran dalam kitab Allah swt. dan bahwa ancaman bagi akhlak-akhlak tercela sangatlah keras.
“Dan orang-orang yang memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahanam).”
(Ar-Ra’d: 25)

Inilah peraturan-peraturan tersebut, Ikhwan sekalian, sebenarnya, peraturan-peraturan itu lebih tinggi daripada yang dikenal oleh manusia, kerana di dalamnya terkandung semua yang dikehendaki manusia untuk mengatur urusan masyarakat. Ketika mengupas sekelompok ayat, maka Anda mendapati makna-makna ini jelas “Seperempat Juz Khamr” dalam Al-Quran yang diawali dengan
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi”
(Al-Baqarah: 219),
lebih dari dua puluh lima hukum praktis: tentang khamr, judi, anak-anak yatim, pernikahan laki-laki dan wanita-wanita musyrik, haid, sumpah, ila’, talak, rujuk, khuluk, nafkah, dan hukum-hukum lainnya yang banyak sekali Anda dapatkan dalam seperempat juz saja. Hal ini kerana surat Al-Baqarah datang untuk mengatur masyarakat Islam di Madinah.

Ikhwan tercinta, hendaklah Anda semua menjalin hubungan dengan kitab Allah. Bermunajatlah kepada Tuhan dengan kitab Allah. Hendaklah masing-masing dari kita memperhatikan prinsip-prinsip dasar yang telah saya sebutkan ini, kerana itu akan memberikan manfaat yang banyak kepada Anda, wahai Akhi. Insya Allah Anda akan mendapatkan manfaat darinya.

Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Sayidina Muhammad dan kepada segenap keluarga dan sahabatnya.

Kisah Taubat; (Lelaki yang membunuh 99 orang)


Hadis Abu Said Al-Khudriy r.a:

Nabi s.a.w bersabda: Seorang lelaki dari kalangan umat sebelum kamu telah membunuh seramai sembilan puluh sembilan orang manusia, lalu dia mencari seseorang yang paling alim. Setelah ditunjukkan kepadanya seorang pendeta, dia terus berjumpa pendeta tersebut kemudian berkata: Aku telah membunuh seramai sembilan puluh sembilan orang manusia, adakah taubatku masih diterima? Pendeta tersebut menjawab: Tidak. Mendengar jawapan itu, dia terus membunuh pendeta tersebut dan genaplah seratus orang manusia yang telah dibunuhnya. Tanpa putus asa dia mencari lagi seseorang yang paling alim. Setelah ditunjukkan kepadanya seorang Ulama, dia terus berjumpa Ulama tersebut dan berkata: Aku telah membunuh seramai seratus orang manusia. Adakah taubatku masih diterima? Ulama tersebut menjawab: Ya! Siapakah yang boleh menghalang kamu dari bertaubat? Pergilah ke Negeri si polan, kerana di sana ramai orang yang beribadat kepada Allah. Kamu beribadatlah kepada Allah s.w.t bersama mereka dan jangan pulang ke Negerimu kerana Negerimu adalah Negeri yang sangat hina. Lelaki tersebut beredar menuju ke tempat yang dinyatakan. Ketika berada di pertengahan jalan tiba-tiba dia mati, menyebabkan Malaikat Rahmat dan Malaikat Azab bertelingkah mengenainya. Malaikat Rahmat berkata: Dia datang dalam keadaan bertaubat dan menghadapkan hatinya kepada Allah s.w.t. Manakala Malaikat Azab pula berkata: Dia tidak pernah melakukan kebaikan. Lalu Malaikat yang lain datang dalam keadaan berupa manusia dan cuba menghakimi mereka sambil berkata: Ukurlah jarak di antara dua tempat. Mana yang lebih hampir, itulah tempatnya. Lantas mereka mengukurnya. Ternyata mereka dapati lelaki tersebut lebih hampir kepada negeri yang ditujunya. Akhirnya dia diambil oleh Malaikat Rahmat.

-(HADIS RIWAYAT MUSLIM).

- Bab Taubat Pembunuh Tetap Diterima Walaupun Telah Ramai Orang Yang Menjadi Mangsanya.

TEMUDUGA SEBAGAI CALON JENAZAH


Temuduga Sebagai CALON JENAZAH

SEMUA AKAN DIKEHENDAKI HADIR TANPA SEBARANG PENGECUALIAN

KEKOSONGAN JAWATAN:
A. Ahli Syurga Dari Awal.
B. Ahli Neraka Dari Awal.
C. Ahli Neraka Sementara Kemudian Akan Dilantik Jadi Ahli Syurga.

EMPAT GANJARAN LUMAYAN (khas untuk jawatan A):
1. Nikmat kubur.
2. Perlindungan di Padang Mahsyar.
3. Keselamatan Meniti Titian Sirat.
4. Syurga yang kekal abadi.

TARIKH TEMUDUGA:
Bila-bila masa secara adhoc bermula dari saat membaca iklan ini.

LOKASI TEMUDUGA:
Di dalam kubur (alam barzakh).

KELAYAKAN:
Anda tidak perlu bawa siji-sijil,termasuk sijil saham termasuk saham Internet.
Anda tidak perlu bawa pingat , Mercedes mata belalang atau kad kredit.
Anda tidak perlu bawa wang atau harta serta emas yang anda kumpul.
Anda tidak perlu berparas rupa yg cantik, hensem atau berbadan tegap atau seksi.
Sila bawa dokumen asal iaitu : Iman dan Amal serta sedekah jariah sebagai sokongan.

PANEL/PENEMUDUGA:
Mungkar dan Nakir.

ENAM SOALAN BOCOR:
1. Siapa Tuhan anda?
2. Apa Agama anda?
3. Siapa Nabi anda?
4. Apa Kitab anda?
5. Di mana Kiblat anda?
6. Siapa Saudara anda?

CARA MEMOHON:

Anda cuma perlu menunggu penjemput yang berkaliber untuk menjemput anda. Ia akan menjemput anda pada bila-bila masa saja (mungkin sekejap lagi). Ia akan berlembut kepada orang-orang tertentu dan akan bengis kepada orang-orang tertentu.


Ia diberi nama Izrail.

TIPS UNTUK BERJAYA DALAM TEMUDUGA TERTUTUP INI:
Hadis Hasan yang diriwayatkan oleh Ahmad Hanbal, yang bermaksud begini:

Sabda Rasulullah S.A.W:

'Sesungguhnya apabila jenazah seseorang itu diletakkan di dalam kuburnya, sesungguhnya jenazah itu mendengar suara (terompah kasut) orang-orang yang menghantarnya ke kubur pada saat mereka meninggalkan tempat itu. Jika mayat itu seorang muslim, maka solat yang dilakukannya ketika beliau masih hidup di dunia akan diletakkan di kepalanya, puasanya diletakkan disebelah kanannya, zakatnya diletakkan di sebelah kirinya dan amalan kebajikan daripada sedekah jariah, silaturrahim, perkara kebajikan dan ihsan diletakkan dihujung dua kakinya.' Ia akan didatangi malaikat dari aras kepala, maka solat itu berkata kepada malaikat : dari arasku tidak ada jalan masuk. Kemudian malaikat berpindah ke sebelah kanan, maka puasa berkata kepadanya : dari arasku tidak ada jalan masuk. Kemudian malaikat berpindah kesebelah kiri, maka zakat berkata kepadanya : dari arasku tidak ada jalan masuk.

Kemudian di datangi dari arah kedua hujung kakinya dan berkatalah amal-kebajikan : di bahagianku tidak ada jalan masuk. Maka malaikat berkata kepadanya : Duduklah kamu. Kepadanya (mayat) memperlihatkan matahari yang sudah mula terbenam, lalu malaikat bertanya kepada mayat itu : Apakah pandangan kamu tentang seorang laki-laki (Muhammad) yang kamu dahulu sentiasa bercakap tentangnya; dan bagaimana penyaksian kamu kepadanya? Maka berkata mayat itu : Tinggalkan aku sebentar, aku hendak sembahyang. Maka berkata malaikat : Sesungguhnya engkau akan mengerjakan solat (boleh saja solat) tetapi jawab dahulu apa yang kami tanya ini. Apakah pandangan kamu tentang seorang laki-laki (Muhammad) yang kamu dahulu sentiasa bercakap tentangnya; dan bagaimana penyaksian kamu kepada nya? Maka berkata mayat itu: Laki-laki itu ialah Nabi Muhammad S.A.W dan aku naik saksi bahawa nabi Muhammad saw itu ialah pesuruh Allah yang membawa kebenaran daripada Allah Subhanahu Wata'ala. Maka malaikat berkata kepada mayat itu : Demikianlah kamu dihidupkan dan begitu juga kamu dimatikan dan dengan demikian juga kamu dibangkitkan semula di akhirat insya'Allah. Kemudian dibuka baginya satu pintu syurga, maka dikata padanya itulah tempat kamu dan itulah janji Allah bagi kamu dan kamu akan berada di dalamnya. Maka bertambahlah gembira mayat itu. Kemudian dilapangkan kuburnya seluas 70 hasta dan disinari cahaya baginya'.

Sila war-warkan tawaran jawatan kosong ini kepada semua sahabat.

Wallahu-a'lam. Semoga berjaya dalam temuduga ini.